Nikita Mirzani, Perempuan Yang Menggoyang "Social Establishment"?

Bulan April dianggap sangat penting oleh sebagian warga Indonesia karena kehadiran Raden Adjeng Kartini, yang lahir pada 21 April 1879 telah menjadi icon atau simbol penting untuk para perempuan di Nusantara. Sebagai puteri bangsawan Jepara, Kartini terikat pada tradisi Jawa yang sangat ketat dengan berbagai aturan sosial dan budaya keraton. Beranjak dewasa setelah mengalami masa dipingit, Kartini menyadari bahwa kaum perempuan juga punya "hak" untuk mengisi kehidupan sosial di luar dinding keraton atau rumah. 

Perjuangan Kartini melawan kemapanan sosial atau social establishment yang menempatkan perempuan di urutan ke sekian dari kehidupan sosial dan budaya, dan tentu saja politik. Pada jaman itu, bahkan berlanjut di abad modern perempuan tetap harus berada dalam lingkaran kemapanan sosial budaya, bahwa perempuan tidak boleh berperan terlalu banyak sebagaimana dinikmati kaum lelaki. Kesetaraan gender masih merupakan pekerjaan rumah yang penting dan berliku. 

Namun, Kartini dengan "keistimewaan" sebagai perempuan atau puteri bangsawan yang menguasai Bahasa Belanda telah membuka hati dan pikirannya untuk memperjuangkan kaumnya. Dia berkorespondensi dengan seorang perempuan Belanda, Rosa Abendanon yang secara berkesinambungan menjadi sahabat pena R.A Kartini. 

Kegigihan hati seorang Kartini mengguhah Presiden Sukarno untuk menjadi hari lahir puteri sejati ini sebagai Hari Kartini pada tahun 1964. Kartini di tengah kemapanan sosial yang membatasi ruang gerak perempuan pada jamannya merupakan seorang penulis aktif di koran yang terbit di Semarang. Dia juga membaca novel Max Havelaar karya Multatuli. 

Menurut catatan en.wikipedia.org, buku-buku lain yang mempengaruhi pemikirannya antara lain De Stille Kracht (The Hidden Force) karya Louis CouperusFrederik van EedenAugusta de Witt, penulis Romantic-Feminist Cecile Goekoop-de Jong van Beek en Donk, sebuah novel anti perang karya Berta von SuttnerDie Waffen Nieder! (Lay Down Your Arms!). Semuanya dalam bahasa Belanda. 

Nikita Mirzani (potret24.com)

Di Jaman Now ada seorang perempuan bernama Nikita Mirzani yang kemudian dikenal sebagai Nyai Nikita, dengan caranya sendiri juga berani mendobrak kemapanan sosial. Mungkin banyak juga orang yang tidak menyukai gaya dan aksi Nikita, yang menurut sebagian orang Nyai yang sering muncul di media sosial dalam bentuk video dan cuitan di akun Instagram dengan ucapan yang heboh, apalagi berbagai videonya yang untuk sebagian orang dianggap tidak sopan. 

Nyai Nikita sering digambarkan sebagai orang yang nyeleneh dan tidak beretika, namun dia pun seorang penulis sebuah buku berjudul The Naked. Kehebohannya di YouTube dan berbagai video pendeknya bagi sebagian orang mungkin menyebalkan, meskipun ada yang diam-diam menontonnya dalam ruang sunyi. 

Nikita Mirzani secara spontan juga "berani" menyebut seorang tokoh dengan sebutan Tukang Obat, yaitu Muhammad Rizieq Shihab alias, yang kini sedang menjalani sidang pengadilan dengan berbagai pasal berlapis. 

Nyai Nikita tidak gentar menghadapi kemaharan para pendukung MRS. Sikap berani ini sepertinya merupakan aksi politik Nikita Mirzani untuk menyuarakan jeritan silent majority yang sebelumnya tidak berani terang-terangan untuk melawan social establishment di Indonesia. 

Pro dan kontra tentu saja mewarnai kehidupan aksi seorang Nikita Mirzani. Itu hal biasa di alam digital yang selalu ramai dengan berbagai bentuk di media sosial. 

Munculnya Nikita, seorang perempuan dengan status single parent dan sebagai artis, presenter dan enternainer Indonesia, suka atau tidak telah memberi warna penting untuk melawan kemunafikan sosial di negeri ini. 

Apakah aksi Nikita Mirzani tersebut bisa disebut sebagai gerakan emansipasi wanita sebagaimana diperjuangkan oleh Ibu Kita Kartini, mungkin akan menarik untuk menjadi bahan webinar di bulan April 2021 ini. 

Menghargai jasa Kartini bukan hanya bisa dilakukan dengan lomba foto dan video mengenakan kebaya, sanggul dan menyanyikan lagu yang memuja jasa Kartini, melainkan bagaimana para perempuan Indonesia dan kaum prianya yang punya semangat mulia untuk mencegah terjadinya pelecehan terhadap kaum perempuan. 

Secara global, masih banyak penjualan perempuan antar negara, dan banyak hal yang seharusnya menjadi perhatian untuk dilakukan, bukan hanya oleh pemerintah saja. 

Nikita Mirzani hanyalah salah satu lilin kecil yang mencoba mengingatkan kita tentang makna Habis Gelap Terbitlah Terang. Kita tidak perlu malu mengakui, masih banyak ruang gelap di dunia, juga di Indonesia yang tidak menguntungkan kaum perempuan. 

Para perempuan sudah seharusnya saling dukung untuk menyalakan api semangat untuk memperjuangkan kaumnya agar lebih terang. Jangan sampai muncul anggapan lama yang menyebutkan bahwa musuh perempuan adalah wanita itu sendiri. Jika ini masih berlanjut, para pria yang tidak rela dengan kemajuan para perempuan, apalagi terhadap kesetaraan gender, maka mereka akan tertawa diam-diam menyaksikan "proses pelemahan" terhadap cita-cita Kartini. 

Ada pesan penting dari warga terhadap Nikita Mirzani, terungkap pada tayangan berikut ini: 


Apakah anda punya pendapat lain?

Comments

Trending Topic

Fantastic holiday like celebrities and politicians in the Maldives

Lionel Messi vs Cristiano Ronaldo

Setelah FPI Dibubarkan Terungkap Permintaan Nasdem Kepada Pemerintah

Ariel, the Noah is free and ready to marry Sophia?

Laskar Nikita Mirzani Diluncurkan Di Bunderan HI Jakarta

Advan Barca Tab 7 and Advan Barca 5 inch smartphone for Barca Fans

Eggi Sudjana ditetapkan sebagai tersangka lalu ungkit nama Ahok

Fakta Baru Yang Dialami AHY Setelah Isu Kudeta Terhadap Partai Demokrat