Mengejutkan Isi Obrolan Bu Risma dengan Pemulung di Kali Ciliwung
Berita yang tersiar di televisi nasional dan berbagai media mainstream seperti koran dan berita online terkenal tentang blusukan Tri Rismaharini alias Bu Risma di Kali Ciliwung telah membuat warganet dan media sosial heboh. Para netizen sangat fokus pada blusukan yang dilakukan oleh mantan Walikota Surabaya. Peristiwa ini menjadi trending topic karena muncul pula nama Anies Baswedan.
Kenapa nama Anies terbawa dengan blusukan Bu Risma?
Blusukan Risma tersebut dianggap sebagai gebrakan oleh media sebelum masuk kantor di hari pertamanya sebagai Menteri Sosial setelah dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada 23 Desember 2020. Apa yang dilakukan Tri Rismaharini yang menjabat sebagai Walikota Surabaya selama dua periode ini mewarnai percakapan di WhatsUp group, facebook dan tentu saja di Twitter. Pro kontra berfokus pada video dan rangkaian foto-foto blusukan Risma.
Lalu bagaimana isi pembicaraan Risma dengan pemulung yang tinggal di Kali Ciliwung yang terletak di belakang kantor Kementerian Sosial itu?
Menurut laporan situs tribunnews.com (28/12/2020) dialog antara Risma dengan seorang pemulung terjadi di atas jembatan Fly Over Jalan Pramuka Sari II. Saat itu pemulung tersebut hendak bersiap melakukan rutinitasnya dengan sebuah gerobak bersama istrinya.
Kepada Risma pemulung itu mengaku mendapat penghasilan sebesar 800 ribu rupiah per bulan. Sebagian penghasilannya dikirim ke kampung halaman.
Yang mengejutkan adalah ketika Walikota Surabaya yang banyak mendapatkan penghargaan nasional dan internasional ini karena prestasinya mengelola kota Surabaya ini, mengatakan hal ini kepada Pemulung tersebut, “Bapak-ibu saya carikan ‘rumah’ jadi ngga perlu ada biaya ngontrak. Tetep cari sampah seperti ini. Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk bapak. Sambil saya ajari usaha. Masak mau terus kaya gini, ya. Mau ya,”
Sementara itu nasional.kompas.com (29/12/2020) melaporkan bahwa setelah dialog tersebut Bu Risma yang telah membuat kota Surabaya ini menjadi indah, asri dan modern ini lalu turun ke bawah kolong jembatan Kali Ciliwung. Di kolong tersebut Risma yang sering dibilang galak ini menyaksikan kondisi kehidupan para pemulung yang tinggal di kolong jembatan tersebut. Di salah satu sudut tempat itu, Risma melihat lemari butut, kasur gulung lusuh, sandal jepit dan alat-alat mandi.
Saat menyusuri bantaran kali, Risma menyapa para penghuni kolong jembatan. Risma yang juga sukses menyulap komplek prostitusi Dolly menjadi kawasan layak huni itu pada kesempatan itu Risma meyakinkan warga di Kali Ciliwung itu untuk mengubah nasib mereka.
Risma mengatakan hal ini kepada mereka, "Bapak ibu, saya hanya ingin panjenengan tinggal di tempat yang lebih baik. Ayo pak, mau ya pak,"
Terkait soal kebiasaannya blusukan seperti yang dilakukan oleh Presiden Jokowi sejak menjadi Walikota Solo, lalu menjadi Gubernur Jakarta dan kemudian menjadi Presiden RI, Risma mengatakan bahwa dia tidak akan mengubah kebiasannya menelusuri jalananan atau blusukan sebagaimana yang kerap dia rutin lakukan selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
Setelah blusukan itu nasional.sindonews.com (29/12/2020) melaporkan bahwa apa yang dilakukan di hari pertamanya sebagai Mensos dengan mengunjungi Kali Ciliwung itu dinilai akan mengancam citra Anies Baswedan sebagai Gubernur Jakarta. Apalagi Risma telah melakukan dialog dengan menawarkan solusi dan pencerahan untuk para pemulung, yang ternyata mendapat respon positif dari masyarakat.
Saidiman Ahmad manajer dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menilai bahwa Tri Rismaharini masuk ke Kementerian Sosial pada waktu yang tepat, yaitu ketika warga sedang menghadapi masalah ekonomi di tengah pandemi yang diakibatkan oleh Covid-19. Saidiman Ahmad mengatakan bahwa, "Program bantuan sosial dari pemerintah memang butuh manajer sekelas Risma agar bantuan itu efektif dan tepat sasaran,"
Berbekal kesuksesan Risma mengelola kota Surabaya, menurut Saidiman, hal itu sangat mungkin juga sukses di lingkungan Kementerian Sosial. Lebih lanjut Saidiman menyatakan bahwa kalau Risma berhasil secara konsisten melakukan blusukan di lingkungan masyarakat pinggiran, bukan tidak mungkin dia punya potensi yang besar untuk menarik sentimen positif warga.
Kemudian Saidiman menegaskan pula, "Saya kira bukan hanya Anies yang bisa tergeser, tapi juga tokoh-tokoh lain tingkat nasional. Selama ini publik mengamati apa yang dilakukan pejabat negara. Dan warga melakukan evaluasi terus-menerus. Pengambil kebijakan yang serius dan efektif bekerja akan mendapatkan dukungan politik,"
Kini warga Jakarta dan Indonesia pada umumnya akan terus mengamati bagaimana rekam jejak kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan dan Mensos Tri Rismaharini dari berbagai sudut pandang.
Apakah peristiwa Kali Ciliwung ini akan mengarah pada kompetisi politik di masa yang akan datang?
Baca juga artikel lainnya:
Comments
Post a Comment